1. Tumbuhan Jarak
Jarak
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
Jarak (Ricinus communis)
adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah
kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan.
Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari
antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan spesies tanaman dariEuphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus Ricinus, subtribe Ricininae.
Sebutan untuk pohon jarak di Indonesia berbeda-beda di
setiap daerah. Di Jawa Barat disebut 'Kaliki'. Di Sumatera, jarak dikenal
dengan nama Dulang ada juga yang
menyebutnya dengan Gloah. Di Madura, jarak disebut denganKalek.
Morfologi
Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga,
berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan
hijau bersemburat merah, sedangkan daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan
ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan
atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah. Buahnya berbentuk bulat dan
berkumpul pada tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong - yang
dapat ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali.[1]
Manfaat
Biji, akar, daun, dan minyak dari bijinya bisa
dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan
hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan
minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan
tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan
sesak napas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh[2].
Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan
mengandung zat ricin, sejenis racun. Pohon jarak merupakan satu-satunya tumbuhan yang
bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam
ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarakmemiliki
kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai
campuran pelumas.
2. Sirih
?Sirih
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Sirih merupakan
tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar
pada batang pohon lain[1]. Sebagai budaya daun dan buahnya
biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur.
Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan
pembentukan squamous cell
carcinoma yang bersifatmalignan.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam
kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.
Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih
berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat
keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing,
tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila
diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk
berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang.
Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari
yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana
terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau
kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.
Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
Kandungan dan
manfaat

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang
(betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang
memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih
berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun
sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit,
dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segarPiper betle,
dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung.
Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama
penghisap[2]
Kegunaan
1.
Batuk
2.
Sariawan
3.
Bronchitis
4.
Jerawat
5.
Keputihan
6.
Sakit gigi karena
berlubang
7.
Demam berdarah
8.
Bau mulut
9.
Haid tidak teratur
10. Asma
11. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
12. Gusi bengkak (getahnya)
13. Membersihkan Mata
14. Bau ketiak
Pemakaian luar
1.
Eksim
2.
Luka bakar
3.
Koreng (pyodermi)
4.
Kurap kaki
5.
Bisul
6.
Mimisan
7.
Sakit mata
8.
Perdarahan gusi
9.
Mengurangi produksi ASI
yang berlebihan
10. Menghilangkan gatal
?Kemangi
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut
dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu
bagi pepes.
Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.
Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis
kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya
digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).
Deskripsi
Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perduyang tingginya
dapat mencapai 100 cm. Bunganya tersusun di tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur,[1] berwarna hijau dan berbau harum.[2] Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm.
Permukaan bergerigi atau juga rata. Wanginya seperti cengkeh dan rasanya pahit.[1]
Persebaran dan habitat
Spesies ini banyak terdapat di Asia dan Amerika. Di Pulau Jawa,
kemangi/surawung ditanam di kebun-kebun, di pagar-pagar, di
pinggir-pinggir jalan, di lapangan, dan di huma-huma.[2] Umumnya ditanam sebagai tanaman yang dibudidayakan. Walapun demikian, hasil
tumbuhan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Asalnya belum diketahui secara
pasti. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 500 mdpl. Perkembangbiakan tumbuhan ini dapat
dilakukan dengan biji.[2]
Penggunaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar